Wednesday, March 18, 2015

Takdir, Siapa yang Tahu: Tangisan di hari Valentine

Membaca, mendengar, melihat kata 14 Februari, sudah barang tentu semua orang tahu bahwa hari itu adalah hari yang special buat sebagian orang, hari kasih sayang, hari valentine. kebanyakan para jiwa muda terjangkit penyakit demam hari valentine, termasuk aku. kami sangat mengagungkan perayaan hari valentine dimana hari ini adalah hari untuk membuktikan cinta dan kasih sayang. biasanya, kita merayakan dengan cara bertukar hadiah (ini yang sehat). tapi tidak sedikit pula yang terjerumus  dalam lembah kemaksiatan. Alhamdulillah aku tidak. . .

Tepat pada tanggal 14 Februari 2008, aku ketemuan sama pacarku seperti biasa di Pos. tapi kali ini agak beda. karena pagi ini aku berniat untuk balas dendam sama dia. secara kemarin dia ngamuk karena aku datang agak terlambat gara-gara nunggu sarapan. huuft! apalagi, aku nggak akan nerima kado valentine T_T  huhuhuh. . . kali ini aku benar-benar berniat busuk. aku sengaja datang sangat awal sekitar pukul 06.00 pagi. nggak aku peduliin gimana nasib perutku yang gak kemasukan sesuap makananpun, yang penting aku bisa melampiaskan ngamukku ke dia. HA HA HA HA HA

Sepertinya waktu berpihak kepadaku. dengan senang hati aku berharap dia datang terlambat. and finally it happened! hihihihi mataku udah mulai mengobarkan api, hidungku kembang kempis rebutan oksigen sama bangunan-bangunan sekitar Pos, mulutku udah komat-kamit seakan mensyukuri keterlambatannya karena membuatku memiliki senjata ampuh untuk membalaskan sakitnya bokongku hatiku. dari jauh nampak betapa cengengesanya dia. ba bu ba bu ba bu!

Cowok: Maaf ya...aku terlambat. selamat hari valentine, Sayang. . . (sambil nyodorin setangkai bunga merah wuangiiiiiiiiiii)
Aku: maaf ya. . . .mulai sekarang kita temenan saja. (bunga ngak cukup bagi gue wkwkwkwkwk -_- edan!)

Si dia melotot keheranan. nampak air mata yang mulai menggenang di mata. tak ada kedipan sedikit pun.
Cowok: kamu serius?
Aku: iya...aku serius. lebih baik kita temenan saja. kita udah mulai enggak cocok.
Cowok: (crying. . .) aku nggak bisa percaya ini. kenapa?
Aku: sudahlah. . . maafin aku. . .
Cowok: aku nggak tahu gimana caranya kuat. tapi terimakasih karena telah mengajari aku arti cinta.

Buju busyyeeeettttt ternyata aku juga seperti nggak sanggup pergi dari dia. tapi aku tidak mau berubah arah gitu saja apalagi mengingat hubungan kita yang tidak semulus dulu. aku pamitan bertampang tegar dan baik-baik saja di depan matanya yang sudah berlinang air mata. dan kenyataannya. . . gue nangis sejadi-jadinya sepanjang jalan mbooooooooooookkkkkkkkkkk. . .sesak banget di hati rasanya. hhhhhuuuuuaaaaaa. . . . . . . . .  



bersambung. . .  

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan Jejak, Please. . . =)